Kronologi Hubungan Trump Dan Zelensky Yang Makin Memanas

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Kronologi hubungan Donald Trump dan Volodymyr Zelensky nan makin memanas. Foto/X/@esjesjesj

WASHINGTON - Volodymyr Zelensky dan Donald Trump terlibat adu pendapat sengit mengenai pandangan mereka nan berbeda tentang mengakhiri perang di Ukraina selama konvensi pers di Gedung Putih pada hari Jumat.

Presiden AS menuduh mitranya dari Ukraina bersikap "tidak sopan" dan "berjudi dengan Perang Dunia Ketiga" selama pertemuan nan terkadang menegangkan itu.

Melansir BBC, Zelensky, nan terkadang frustrasi dengan nada komentar dari Trump dan Wakil Presidennya JD Vance, mencoba membantah klaim nan mereka buat, dan mengatakan "tidak ada kompromi" dengan Vladimir Putin dari Rusia.

Namun, pertemuan di Ruang Oval bukanlah pertama kalinya kedua laki-laki itu saling melontarkan sindiran.

Kronologi Hubungan Trump dan Zelensky nan Makin Memanas

1. Zelensky Terpilih, dan Hubungan Tetap Baik

21 April 2019: Pada hari Zelensky terpilih sebagai presiden Ukraina, Trump, nan tetap dalam masa kedudukan pertamanya, menelepon Zelensky untuk memberi selamat kepadanya. Trump mengatakan itu adalah "pemilihan nan luar biasa" dan menambahkan bahwa "Anda bakal melakukan pekerjaan dengan baik".

2019: Sekutu Trump mulai memicu tuduhan bahwa Joe Biden, nan saat itu menjadi calon presiden terdepan dari Partai Demokrat, melobi Ukraina untuk memecat jaksa agungnya guna menghalangi penyelidikan terhadap perusahaan daya Burisma, nan mana putranya, Hunter, duduk di jejeran direksi. Tuduhan tersebut kemudian ditemukan dibuat-buat, dan jaksa tersebut dicopot dari jabatannya lantaran korupsi.

25 Juli 2019: Dalam percakapan telepon nan menjadi dasar pemakzulan pertama Trump, Trump meminta Zelensky untuk "menyelidiki sampai tuntas" tuduhan tersebut. Zelensky mengatakan bukti bakal ditinjau akhir tahun itu.

29 September 2020: Dalam debat presiden pertama antara Trump dan Biden, Trump menyinggung tuduhan tersebut, dengan mengatakan: "Begitu Anda menjadi wakil presiden, [Hunter] meraup banyak duit di Ukraina, Tiongkok, Moskow, dan beragam tempat lainnya."

2. Perang Ukraina Dimulai

24 Februari 2022: Rusia memulai invasi skala penuh ke Ukraina, nan digambarkan Trump sebagai "mengerikan". Ia menambahkan bahwa Zelensky "berani" lantaran tetap tinggal di Kyiv, dan menyatakan invasi itu "tidak bakal pernah terjadi" jika dia terpilih pada tahun 2020.

5 Maret 2023: "Bahkan sebelum saya tiba di Ruang Oval, saya bakal menyelesaikan perang nan menghancurkan antara Rusia dan Ukraina," kata Trump dalam sebuah konvensi konservatif. "Dan itu bakal menyantap waktu tidak lebih dari satu hari."

Mei 2024: Masa kedudukan Zelensky berhujung tetapi dia tetap menjabat, lantaran pemilihan umum nan dijadwalkan di Ukraina tidak dilaksanakan lantaran negara tersebut tetap berada di bawah darurat militer. Ia sebelumnya mengatakan bahwa "sekarang bukan saatnya untuk pemilihan umum".

Baca Juga: Efisiensi Tanpa Henti, Menggelorakan Revolusi Sayap Kanan

3. Kampanye Pemilihan Umum AS

22 September 2024: Zelensky mengatakan kepada majalah New Yorker: "Menurut saya, Trump tidak betul-betul tahu langkah menghentikan perang, meskipun dia mungkin berpikir dia tahu caranya." Ia menambahkan bahwa "banyak" pemimpin mengira mereka bisa, tetapi tidak mampu.