Ikuti Prancis Cs, Belgia Akan Akui Negara Palestina

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Mengikuti negara-negara Barat lainnya, Belgia juga bakal mengakui Negara Palestina di Sidang Umum PBB pada bulan September mendatang. Hal ini diumumkan oleh menteri luar negerinya pada hari Selasa (2/9).

"Palestina bakal diakui oleh Belgia di sidang PBB! Dan hukuman tegas sedang dijatuhkan terhadap pemerintah Israel," tulis Menteri Luar Negeri Belgia Maxime Prevot di media sosial X, dilansir instansi buletin AFP, Selasa (2/9/2025).

Prevot mengatakan keputusan itu diambil "mengingat tragedi kemanusiaan" nan terjadi di Gaza, di mana serangan Israel telah menggusur sebagian besar masyarakat dan PBB telah menyatakan musibah kelaparan.

"Menghadapi kekerasan nan dilakukan Israel nan melanggar norma internasional, mengingat tanggungjawab internasionalnya, termasuk tanggungjawab untuk mencegah akibat genosida, Belgia kudu mengambil keputusan tegas untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Israel dan Hamas," tulis Prevot.

"Ini bukan tentang menghukum rakyat Israel, melainkan tentang memastikan bahwa pemerintahnya menghormati norma internasional dan kemanusiaan serta mengambil tindakan untuk mencoba mengubah situasi di lapangan," tambahnya.

Sebelumnya pada bulan Juli lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Prancis bakal mengakui negara Palestina di sidang PBB, nan bakal diselenggarakan dari tanggal 9 hingga 23 September di New York.

Banyak negara Barat lainnya sejak itu telah melakukan perihal nan sama.

Sementara itu, pemerintah Israel sedang mengkaji aneksasi alias pencaplokan wilayah Tepi Barat. Langkah itu disebut sebagai kemungkinan respons pemerintah Israel atas pengakuan resmi nan diberikan Prancis dan beberapa negara Barat lainnya terhadap negara Palestina.

Pertimbangan Israel untuk pencaplokan Tepi Barat itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (1/9/2025), diungkapkan oleh tiga pejabat Israel, nan enggan disebut namanya. Disebutkan juga bahwa pendapat tersebut dibahas lebih lanjut oleh otoritas Israel pada Minggu (31/8) waktu setempat.

Perluasan kedaulatan Israel ke Tepi Barat -- aneksasi de-facto atas wilayah nan direbut dalam perang Timur Tengah tahun 1967 silam -- disebut masuk dalam agenda rapat kabinet keamanan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, pada Minggu (31/8) malam, nan konsentrasi membahas perang Gaza.

(ita/ita)