Polisi: Ada Massa Lain Ke Dpr Tak Sampaikan Pendapat Tapi Langsung Anarkis

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Polda Metro Jaya mengungkap ada massa lain nan datang ke gedung DPR RI tanpa menyampaikan pendapat. Massa tersebut tiba di depan Gedung DPR langsung melakukan perusakan hingga menutup jalan tol.

"Kami menyayangkan ada pihak lain nan datang ke gedung alias depan dan belakang gedung DPR-MPR RI tidak menyampaikan pendapat, tapi langsung melakukan kegiatan-kegiatan nan mengganggu ketertiban umum," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025).

"Merusak, melempari petugas, kemudian merusak beberapa kendaraan, ada nan membakar, masuk ke dalam jalan tol, melempari masyarakat nan beraktivitas di jalan tol, hingga menutup jalan tol," lanjutnya.

Ade Ary menjelaskan massa ricuh ini berbeda dengan massa pekerja maupun mahasiswa nan menyampaikan tuntuntan. Dia pun mengapresiasi massa tindakan pekerja maupun mahasiswa nan telah berdemo dengan tertib.

"Jadi perusuh-perusuh ini, pelaku-pelaku pemberontak ini, alias orang-orang nan melakukan anarkis, pihak-pihak nan tidak bertanggung jawab ini, ini berbeda halnya dengan pihak-pihak nan sebelumnya kami apresiasi sudah menyampaikan pendapat. Saat itu tanggal 25, tanggal 28, itu saudara-saudara kita, rekan-rekan kita dari beberapa komponen mahasiswa dan juga dari buruh," ungkap Ade Ary.

Sejauh ini, Polda Metro Jaya telah menetapkan 38 orang sebagai tersangka mengenai kericuhan nan terjadi di Jakarta pekan lalu. Para tersangka itu telah ditahan.

"Sampai dengan hari ini, kami telah menahan, melakukan tindakan penahanan terhadap 38 tersangka telah ditahan," kata Ade Ary.

Ade Ary menjelaskan tindakan para tersangka saat kericuhan. Antara lain, diduga melempar molotov, batu dan memukul petugas dengan bambu.

"Kemudian melawan petugas menghalangi petugas, melawan perintah petugas nan sedang bertugas. Kemudian ada nan melakukan kekerasan bersama-sama ke Polsek Cipayung, Jaktim," jelas Ade Ary.

Selain itu, ada juga nan diduga melakukan perusakan mobil serta membakar halte TransJakarta. Ada juga tersangka nan diduga menghasut pelajar untuk melakukan anarkis.

"Kemudian diduga menghasut, rayuan provokasi, baik kepada pelajar alias anak sudah ditahan. Kemudian ada juga nan ditahan lantaran diduga membakar halte bus Transjakarta di depan sebuah mal, mal inisial F di Jalan Sudirman," kata Ade Ary.

Seperti diketahui, demonstrasi terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Jakarta, pada pekan lalu. Demonstrasi itu melangkah tertib saat massa dari golongan pekerja dan mahasiswa menyampaikan aspirasi untuk menuntut perbaikan kebijakan, upah, memprotes tunjangan personil DPR, serta mengkritik sikap dan pernyataan beberapa personil DPR.

Namun, situasi memanas pada Kamis (28/8) malam setelah massa pekerja dan mahasiswa membubarkan diri. Ada golongan massa nan terlibat kericuhan.

Kericuhan pun sempat terjadi di sejumlah wilayah pada Jumat (29/8) malam hingga Sabtu (30/8). Selain kericuhan, penjarahan terjadi terhadap rumah sejumlah pejabat.

Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Polri untuk menindak tegas pelaku perusakan akomodasi umum dan kericuhan. Prabowo menegaskan negara menjamin kebebasan menyampaikan aspirasi, namun pihak nan membikin kerusuhan kudu dihukum.

(idn/idn)