Kemensos & 43 Instansi Tandatangani Perjanjian Pinjam Aset Sekolah Rakyat

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kementerian Sosial RI menggelar penandatanganan perjanjian pinjam pakai Barang Milik Daerah (BMD) dan Barang Milik Universitas di Gedung Graha Aneka Bhakti, Jakarta, hari ini. Penandatanganan ini diikuti 41 lembaga pemerintah wilayah serta dua universitas nan mendukung penyelenggaraan Sekolah Rakyat di wilayah masing-masing.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan penandatanganan ini merupakan tonggak krusial dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat, sebagai corak afirmasi negara terhadap golongan masyarakat nan paling rentan.

"Perjanjian nan kita tandatangani hari ini adalah tulang punggung Sekolah Rakyat di mana Sekolah Rakyat merupakan pendapat dari Presiden Prabowo. Tanpa lahan dan bangunan, tidak ada rumah belajar. Tanpa rumah belajar, angan tetap bakal menjadi mimpi nan jauh bagi anak-anak kita." kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Kamis (10/7/2025).

Penandatanganan perjanjian ini dilakukan untuk mendukung pendirian titik-titik Sekolah Rakyat rintisan nan berlokasi di luar aset milik Kementerian Sosial. Hal ini menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan program dan memastikan kesiapan sarana bentuk nan memadai di beragam daerah.

Sekolah Rakyat adalah program strategis nasional hasil pendapat langsung Presiden RI, Prabowo Subianto. Tujuannya adalah memutus rantai kemiskinan antar generasi, memperluas akses pendidikan, serta mempersiapkan Generasi Emas 2045. Kementerian Sosial ditugaskan sebagai koordinator operasional, bekerja-sama dengan beragam kementerian/lembaga sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2024.

Gus Ipul menjelaskan, Sekolah Rakyat menyasar anak-anak dari family miskin dan miskin ekstrem nan tidak alias belum pernah sekolah, maupun nan terancam putus sekolah. Berdasarkan info BPS Susenas Maret 2024, terdapat 4.160.429 anak usia sekolah (7,63%) nan tidak alias belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi. Selain itu, 74,51% kepala rumah tangga miskin ekstrem hanya berilmu SD ke bawah, menunjukkan kuatnya transmisi kemiskinan akibat rendahnya pendidikan orang tua.

Di sisi lain, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Prof Mohammad Nuh, menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar program pendidikan, tetapi aktivitas sosial untuk menunaikan janji kemerdekaan.

"Tema besarnya itu adalah memuliakan dan membahagiakan orang-orang. Karena kita punya utang pada mereka. Negara punya utang pada mereka lantaran janji kemerdekaan kita adalah untuk kesejahteraan mereka, tapi sampai sekarang mereka belum sejahtera, turun-temurun," ujar Mohammad Nuh.

"Sekolah Rakyat ini adalah kebahagiaan dari melunasi janji kita melalui pendidikan. Karena pendidikan itu adalah sistem rekayasa sosial nan terbaik, teruji dan terpuji untuk memotong mata rantai kemiskinan," tambahnya.

Ia menambahkan bahwa Sekolah Rakyat datang untuk menjangkau nan tidak terjangkau, serta menjadi pemungkin dari hal-hal nan sebelumnya dianggap tidak mungkin.

"Sekolah Rakyat adalah pemungkin, memungkinkan nan tidak mungkin. Kita mau memuliakan kaum miskin, bukan sekadar menyelamatkan mereka. Memuliakan artinya memberi lebih dari sekadar kebutuhan asalnya," urainya.

Seluruh siswa Sekolah Rakyat bakal mendapatkan akomodasi penunjang nan mencakup seperti:

  • Pemeriksaan kesehatan menyeluruh
  • Pemetaan potensi talenta dan kekuatan perseorangan berbasis AI
  • Penilaian akademik dan psikososial
  • Asrama dan makan 3 kali sehari
  • Seragam dan perlengkapan sekolah
  • Pendampingan pembelajaran digital
  • Pembiayaan pendidikan sebesar Rp 48,25 juta per anak per tahun (tahun pertama)

Nuh mencontohkan kerja sama dengan beragam pihak, termasuk Sekolah Al-Hikmah Surabaya nan menyerahkan modul ajarnya secara cuma-cuma untuk Sekolah Rakyat.

"Modulnya luar biasa, semuanya tematik, interactive learning, dan diberikan cuma-cuma demi Sekolah Rakyat," ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pemetaan talenta dengan pendekatan personal, berkah kontribusi sistem talent mapping berbasis AI.

"Setiap anak itu adalah genius. Tidak ada buatan Tuhan nan bodoh. Kita kudu tahu di mana strength point-nya, dan itu bakal menentukan pendekatan pembelajaran dan ekstrakurikulernya. Ini adalah personalized learning nan apalagi belum umum di sekolah-sekolah lain," terangnya.

Model nan diterapkan disebut model delta, ialah memetakan kondisi awal anak secara komprehensif lampau mengukur perubahan alias peningkatannya setiap semester.

"Kami petakan fisiknya, psikososialnya, dan akademiknya. Semua info itu digunakan untuk memastikan mereka bertumbuh. Solidaritas sosial di antara siswa pun dibangun, lantaran mereka berangkat dari titik nan sama: titik nan berat," jelasnya.

Ia menutup dengan kepercayaan bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya bakal mengangkat anak-anak miskin, tapi juga membawa Indonesia menuju kebangkitan nasional.

"Cita-cita kita menyiapkan Generasi Emas 2045. Syaratnya satu: tahun depan kita kudu bangkit. Sekolah Rakyat adalah kendaraan menuju bangkitnya kejayaan Indonesia," pungkasnya.

(akn/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini