Israel Beri Hamas 3 Pilihan Terkait Gaza, Apa Saja?

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Warga Palestina berjuang memperkuat hidup di tengah reruntuhan rumah mereka nan hancur selama musim dingin di Khan Yunis, Gaza pada 23 Februari 2025. Foto/Abed Rahim Khatib/Anadolu Agency

JALUR GAZA - The Times of Israel, mengutip seorang pejabat Israel nan tidak disebutkan namanya, mengatakan golongan Palestina Hamas tersebut mempunyai tiga pilihan mengenai Gaza.

Pertama, memperpanjang fase pertama gencatan senjata dan terus membebaskan tawanan Israel nan ditahan di Gaza.

Kedua, pindah ke fase perundingan tahap kedua, di mana Israel bakal mengakhiri perang dengan hadiah Hamas membebaskan semua tawanan nan tersisa, dan dengan melucuti senjata, mengasingkan para pemimpin, dan menyerahkan kendali sipil atas Gaza.

Ketiga, mengakhiri gencatan senjata dan kembali bertempur habis-habisan.

“Itu bakal berbeda,” ujar pejabat itu seperti dikutip. “Seorang menteri pertahanan baru, kepala staf baru, semua senjata nan kita butuhkan, dan legitimasi penuh, 100%, dari pemerintahan Trump.”

Pejabat itu menambahkan, “Gerbang neraka bakal dibuka, seperti nan mereka katakan.”

Hamas sebelumnya menolak seruan pelucutan senjata tetapi mengatakan siap untuk menyerah memerintah Jalur Gaza.

“Hamas didirikan sebagai aktivitas perlawanan nasional Palestina dengan tujuan nan jelas: Untuk menyingkirkan pendudukan; untuk mencapai tujuan nasional Palestina berupa negara, penentuan nasib sendiri, dan kewenangan untuk kembali,” tegas Basem Naim, personil golongan Hamas kepada Al Jazeera pada hari Senin.

“Tujuan-tujuan ini tetap bertindak dan kami bakal melanjutkan perjuangan kami dengan semua faksi lain, semua rakyat kami untuk mencapai tujuan-tujuan ini dengan segala cara, langkah politik, langkah diplomatik, termasuk perlawanan bersenjata hingga kami mencapai tujuan-tujuan ini,” ujar dia.

Dia menjelaskan, “Namun untuk menjalankan kehidupan sehari-hari penduduk Palestina, untuk menjalankan semua keahlian dan akomodasi penduduk Palestina, dalam perihal kesehatan, pendidikan, urusan sosial, polisi, polisi sipil, penyeberangan di Gaza dan apalagi di Tepi Barat, kami siap untuk meninggalkannya, dan agar konsensus Palestina memutuskan gimana menjalankan semua aspek kehidupan ini.”