Politisi Demokrat Tuding Trump Serang Zelensky-memihak Putin

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Washington DC -

Para politisi Partai Demokrat menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance memihak Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah mereka terlibat adu mulut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Gedung Putih.

Zelensky, pada Jumat (28/2), terlibat adu mulut dengan Trump dan Vance. Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan "diplomasi" nan diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen nan dilakukan Moskow selama bertahun-tahun di panggung global.

Trump kemudian menyebut Zelensky "mempertaruhkan nyawa jutaan orang" dan "bertaruh dengan Perang Dunia III", serta menuduh Presiden Ukraina itu "sangat tidak menghormati negara ini". Sedangkan Vance menuduh Zelensky "tidak tahu berterima kasih".

Pemimpin minoritas Senat AS, Chuck Schumer, dari Partai Demokrat, seperti dilansir AFP, Sabtu (1/3/2025), menuduh Trump dan Vance melakukan "pekerjaan kotor" Putin setelah keduanya mencaci-maki Zelensky di depan banyak wartawan.

"Trump dan Vance melakukan pekerjaan kotor Putin. Senat Demokrat tidak bakal pernah berakhir memperjuangkan kebebasan dan demokrasi," ucap Schumer dalam pernyataan via media sosial.

Senator Maryland Chris Ven Holen dari Partai Demokrat dalam pernyataannya menyebut cekcok antara Trump dan Zelensky di Ruang Oval Gedung Putih "sungguh memalukan".

"Apa nan kita lihat di Ruang Oval hari ini sungguh memalukan. Trump dan Vance mencaci-maki Zelensky -- dengan menunjukkan ketidakejujuran dan info keliru nan bakal membikin Putin tersipu -- adalah perihal nan memalukan bagi Amerika dan pengkhianatan terhadap sekutu-sekutu kita," kecamnya.

"Mereka membuka botol sampanye di Kremlin," ucap Hollen, merujuk pada reaksi senang Rusia atas cekcok tersebut.

Simak buletin selengkapnya di laman selanjutnya.

Kecaman serupa disampaikan pemimpin minoritas DPR AS, Hakeem Jeffries, dari Partai Demokrat. "Presiden Trump dan pemerintahannya terus mempermalukan Amerika di panggung dunia," sebutnya.

"Pertemuan di Gedung Putih hari ini dengan Presiden Ukraina sangat mengerikan, dan hanya bakal semakin menguatkan Vladimir Putin, seorang diktator brutal," ucap Jeffries.

Whip Minoritas Senat AS, Dick Durbin, dari Partai Demokrat nan juga salah satu Ketua Kaukus Ukraina menyampaikan permintaan maaf kepada Zelensky atas cekcok nan terjadi dengan Trump.

"Kita tidak bisa membiarkan Presiden Trump menulis ulang sejarah alias mengubah kemitraan nan sudah terbukti dengan support bipartisan selama puluhan tahun. Saya menyampaikan permintaan maaf nan tulus kepada Presiden Zelensky dan sekali lagi menegaskan kembali support saya untuk teman-teman kita di Ukraina," ucapnya.

Politisi Partai Republik Memuji Trump

Pujian dilontarkan para politisi Partai Republik kepada Trump nan terlibat cekcok dengan Zelensky. Partai Republik menilai Trump sudah betul jika menuduh Zelensky kurang berterima kasih terhadap support AS selama perang berkecamuk melawan Rusia.

"Terima kasih kepada Presiden Trump -- hari-hari di mana Amerika dimanfaatkan dan tidak dihormati telah BERAKHIR... Apa nan kita saksikan di Ruang Oval hari ini adalah Presiden Amerika nan mengutamakan Amerika," sebut Ketua DPR AS Mike Johnson dari Partai Republik.

"Zelensky kudu melakukan perubahan mendasar alias hengkang. Saya tidak percaya kebanyakan orang Amerika, setelah apa nan mereka lihat hari ini, mau berkolaborasi dengan Zelensky," kata Senator South Carolina Lindsey Graham.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu