Polisi Tembakkan Gas Air Mata Di Unisba Bandung, Rektor Beri Penjelasan

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kerusuhan pecah pada Senin, 1 September 2025 malam di sekitar Tamansari, Bandung, Jawa Barat. Polisi menembakkan gas air mata yang asapnya sampai ke area kampus ialah Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas).

Kedua kampus itu hanya berjarak 150 meter di Jalan Tamansari. Peristiwa ini memicu kecaman dari LBH Bandung.

"Kampus adalah ruang intelektual, bukan sasaran militeristik! Menyerang kampus berfaedah menyerang kebebasan akademik, demokrasi, dan kewenangan konstitusional mahasiswa untuk menyuarakan pendapat. Negara kudu tahu batas, dan hari ini, pemisah itu telah dilanggar secara terang-terangan. Kami tidak bakal diam. Kekerasan tidak bakal membungkam perlawanan," tulis keterangan di IG resminya seperti dilansir detikJabar pada Selasa (2/9/2025).

Pagi harinya, Rektor Unisba Prof A Harits Nu'man nan mengaku memperkuat dari kemarin di kampus memberikan penjelasan. Harits mengatakan kerusuhan itu disebabkan adanya gerombolan massa nan memblokir Jalan Tamansari.

"Saya sampaikan demo berhujung jam 17.00 WIB, korban mulai berdatangan pada jika tidak salah masuk jam 17.20 itu sudah ada korban, posko itu buka sampai korban itu selesai ditangani. Proses penanganan korban berhujung pada jam 20.30, sampai jam 21.00 WIB tetap ada korban yg napasnya sesak dan lemas udah selesai kita bantu, kita tangani, evakuasi, dan selamat, dijemput keluarga," ujar Harist mengawali pernyataannya saat bertemu pers di Unisba, Selasa (2/9/2025).

Harits mengatakan posko kesehatan Unisba itu tutup pukul 21.00. Dia mengatakan kerusuhan itu terjadi pukul 21.30 WIB.

"Posko tutup jam 21.00, kejadian semalam, seingat saya mulai jam 21.30 itu secara masif, kenapa demikian, kami coba mencari info kenapa kerusuhan bisa terjadi sampai awal hari, rupanya nan tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari gedung DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa nan lainnya berdompol dari satu titik ke titik lain," katanya.

Dia menjelaskan massa bergerak mulai Jalan Trunojoyo, Sundajana, kemudian Jalan Taman Radio. Massa, katanya, juga memblokir sejumlah jalan.

"Mereka memblokir jalan dari Taman Radio, kemudian Purnawarman, Simpang Harian Banga, kemudian di depan Gedung LPPM sampai di Tamansari atas diujung, memblokir jalan Tamansari plus di Tamansari bawah depan gedung Unpas, gerombolan itulah nan menjadi pemicu sebetulnya nan dalam tanda petik di medsos menyebut abdi negara polisi menyerang kampus Unisba jika tidak salah taglinenya, itu adalah akibat dari nan berdompol tadi, dan sweeping itu dilakukan oleh abdi negara kepolisian, itu sepanjang pengamatan saya," jelasnya.

Menurutnya, lantaran gerombolan itu rumor di masyarakat menjadi liar. Dia mengaku tidak tahu siapa saja massa nan disebut gerombolan itu.

"Nah itulah nan menyebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga informasinya berkembang menjadi liar. Massa itulah nan di sweeping oleh abdi negara kepolisian, lantaran ini kan bukan area kampus kita, ini adalah ara publik ya, namanya juga Jalan Tamansari bukan Jalan Unisba, Jalan Harian Banga, bukan Jalan Unisba, itu jalan umum nan diblokir oleh segerombolan tadi, wallahualam siapa nan memblokirnya, tetapi massa ada di situ, dan beredar di sekitar kampus kita," ungkapnya.

Di sisi lain secara terpisah Kanit Keamanan Kampus Unpas berjulukan Rosid mengaku mengumpulkan sisa proyektil gas air mata. Dia menyebut ada korban pingsan.

"Karena ini jadi titik kumpul, jadi bukan mahasiswa Unpas saja nan start ke Gasibu dari sini. Jadi tujuannya kemarin Gedung DPRD, jadi kumpul di sini bukan mahasiswa Unpas saja, tapi dari beragam universitas nan dekat di Bandung," ujar Rosid.

"Jadi ketua menginstruksikan kepada kami melalui ajudannya silahkan dibuka saja untuk kemanusiaan, tapi hanya korban nan bisa masuk ke kampus lantaran KSR PMI sudah siap dari tanggal 30 Agustus. Tapi kenyataannya kemarin bukan korban saja nan ke sini, lantaran dipukul mundur, jadi semua larinya ke sini dan pada tak bersuara di sini sampai larut malam. Lebih dari 100 orang, nan pingsan 12 orang," imbuhnya.

baca buletin lengkapnya mengenai tulisan ini di sini, di sini, dan di sini

(zap/dhn)