ARTICLE AD BOX
loading...
Pertengkaran trump dan Zelensky memicu perpecahan NATO makin panas. Foto/X/@esjesjesj
WASHINGTON - Hubungan antara Donald Trump dan Volodymyr Zelensky sudah cukup jelek sebelum pertengkaran di Ruang Oval.
Presiden Trump telah menyebutnya diktator dan mengatakan Ukraina memulai perang - nan merupakan kebohongan.
Sekarang aliansi AS-Ukraina nan dibina oleh Joe Biden hancur berantakan.
Keruntuhan publik juga menandakan krisis besar nan membayangi antara personil NATO Eropa dan AS.
Pertengkaran Trump dan Zelensky Picu Perpecahan NATO Makin Memburuk, Berikut 3 Penyebabnya
1. Komitmen AS terhadap Keamanan Eropa Dipertanyakan
Akan ada lebih banyak keraguan dan pertanyaan tentang komitmen AS terhadap keamanan Eropa di luar Ukraina. nan terbesar adalah apakah Presiden Trump bakal menepati janji pendahulunya Harry Truman pada tahun 1949 untuk memperlakukan serangan terhadap sekutu NATO sebagai serangan terhadap Amerika.
Melansir BBC, kekhawatiran tersebut didasarkan pada apa nan tampaknya menjadi tekad Trump untuk memulihkan hubungan nan kuat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia telah memberikan tekanan berat pada Ukraina sembari menawarkan Putin konsesi besar - nan kudu dilakukan oleh Ukraina.
Keamanan Ukraina berada di urutan kedua - dan orang Eropa cemas keamanan mereka juga demikian.
Baca Juga: Efisiensi Tanpa Henti, Menggelorakan Revolusi Sayap Kanan
2. Donald Trump Marah lantaran Zelensky Menolak Konsensi
Melansir BBC, penolakan Presiden Zelensky untuk memberikan konsesi tersebut telah membikin Trump marah.
Bukan hanya kesepakatan mineral nan dia tolak untuk ditandatangani. Orang Ukraina percaya bahwa mereka sedang bertempur untuk kelangsungan hidup nasional - dan bahwa Putin bakal mengingkari janji apa pun untuk mengakhiri perang jika dia tidak dihalangi.
Itulah sebabnya Zelensky berulang kali meminta agunan keamanan Amerika.
Pertemuan itu memicu adu mulut setelah Wakil Presiden JD Vance kombinasi tangan.
3. Perampokan Politik nan Direncanakan
Sekarang ada kecurigaan bahwa pertikaian publik itu - dalam kata-kata seorang pengamat diplomatik - adalah perampokan politik nan direncanakan: baik untuk memaksa Zelensky melakukan perintah Amerika, alias untuk mempercepat krisis nan bakal memungkinkan mereka menyalahkannya atas apa pun nan terjadi selanjutnya.
Jika Trump mengikuti kegagalan pembicaraan dengan pembekuan support militer, Ukraina bakal terus berjuang. Pertanyaannya adalah seberapa efektif dan untuk berapa lama.
Tekanan bakal berlipat dobel pada sekutu-sekutu Eropa untuk mengambil alih tugas tersebut.
(ahm)