ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Medan berat Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan tak menyurutkan semangat Anggota Polsek Hantakan, Bripka Riri Herlianto, untuk menginspirasi anak-anak suku Dayak. Dengan menempuh perjalanan nan tidak mudah, dia berkeinginan menyalakan asa mereka agar dapat meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Atas dedikasinya, Bripka Riri diusulkan sebagai kandidat dalam program Hoegeng Awards 2025. Bripka Riri juga sebelumnya pernah diberitakan dalam program Hoegeng Corner 2024.
Kepala Desa Haruyan Dayak sekaligus Ketua Organisasi Masyarakat Adat Dayak, Suhadi Anang, memberikan kesaksian mengenai kiprah Bripka Riri di wilayahnya. Suhadi menilai Bripka Riri layak dijadikan sebagai polisi teladan.
"Menurut pandangan kami, Bripka Riri ini adalah salah satu personil Polri nan patut dijadikan teladan, di mana beliau mengabdi, melayani masyarakat, melaksanakan program Presisi dari Polri, itu menurut kami sudah lebih dari cukup," kata Suhadi saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Suhadi mengatakan Bripka Riri aktif turun langsung ke desa binaan, mulai dari membantu penduduk nan sakit hingga menangani perselisihan warga. Selain itu, kata Suhadi, Bripka Riri juga membuka kelas Bhabinkamtibmas untuk memberikan inspirasi kepada anak-anak Dayak.
"Beliau menggagas membuka salah satu kelas Bhabinkamtibmas namanya, kelas Bhabin, memberikan pembelajaran dengan memohon kepada pembimbing sekolah dasar di sana diberi waktu mengajar. Beliau aktif melakukan pembelajaran di sana memberikan pembelajaran di mana program ini sanga-sangat berakibat positif terhadap penduduk kami suku Dayak di Meratus terutama di bagian mendapatkan kesempatan nan sama untuk bersekolah," ujar Suhadi.
Suhadi berambisi dedikasi Bripka Riri di Pegunungan Meratus mendapat perhatian dari Mabes Polri. Selain itu, dia juga berambisi pemerintah dapat membantu meningkatkan akses jalan menuju Desa Haruyan Dayak.
"Kami berambisi mudah-mudahan jalan nan ada di Desa Haruyan Dayak juga mendapat perhatian serius perhatian unik dari pemerintah baik dari pemerintah pusat, tingkat wilayah provinsi maupun kabupaten kota," ujar dia.
Dedikasi Bripka Riri
Dalam program Hoegeng Corner 2024, Bripka Riri sebelumnya menceritakan pengabdiannya nan kudu menembus medan berat Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Dia memberikan inspirasi kepada anak-anak suku Dayak agar tidak putus sekolah lewat program Kelas Bhabinkamtibmas.
"Menerapkan Kelas Bhabinkamtibmas ini dengan tujuan dan misi agar anak-anak pedalaman tidak putus sekolah, memberikan motivasi," kata Bripka Riri dalam perbincangan dengan beberapa waktu lalu.
Dia mau anak-anak di pedalaman tidak terpaku pada pekerjaan orang tuanya, nan kebanyakan merupakan petani karet. Bripka Riri mau anak-anak tersebut untuk terus menggapai cita-cita setinggi-tingginya.
"Kita memberikan semangat untuk anak-anak di situ untuk kelak cita-citanya digapai, jangan putus asa. Walaupun kita berada di pegunungan, tidak jadi batu sandungan untuk mencari ilmu. Jadi laksanakan program itu di Kelas Bhabinkamtibmas, jadi memacu inspirasi anak-anak di pedalaman agar tidak putus sekolah," kata Bripka Riri.
Wilayah Binaan Bripka Riri
Bripka Riri menjelaskan dirinya mempunyai empat desa bimbingan di Kecamatan Hantakan. Dua di antaranya merupakan desa dengan kebanyakan masyarakat suku Dayak, ialah Desa Haruyan Dayak dan Desa Datar Ajab di Pegunungan Meratus.
Jarak dari Polsek menuju dua desa itu menyantap waktu nan lama. Beberapa akses jalan apalagi tetap dengan kondisi berbatu dan tanah.
"Untuk di desa nan terjauh, nan tidak terdapat akses jalan di Handayak. Jadi terbagi (beberapa dusun), dusun nan paling jauh ini melewati pegunungan nan notabene tidak ada jalan, nan hanya berbatu dan tanah merah. Untuk wilayah Dusun Kumuh, Desa Haruyan Dayak, jika melewati desanya dengan normal itu kudu melewati bukit-bukit pegunungan, untuk melewati akses alternatif, kita kudu melewati kabupaten lain," kata Bripka Riri.
Meski begitu, kata Bripka Riri, ada jalan pengganti nan bisa diakses agar tidak melewati pegunungan. Rute tersebut kudu masuk ke jalan kabupaten lain.
"Namun untuk masuk ke sana pun nyeberang sungai dulu, masuk ke dalam rimba juga ke dalam pegunungan juga," ujar Bripka Riri.
"Kalau untuk ke Desa Haruyan Dayak, jika melewati jalan pengganti memerlukan kurang lebih 1,5 jam. Artinya jika mengambil akses jalan pengganti jalan beraspal. Kalau melewati desa 20 Km untuk sampai ke situ," sambung dia.
Dia menjelaskan unik di Desa Kumuh Desa Haruyan Dayak, akses internet dan listrik PLN belum ada. Menurut Bripka Riri, masyarakat di sana sangat berambisi akses internet dan listrik bisa masuk ke wilayahnya.
"Jadi untuk akses internet tidak ada, tidak ada listrik, PLN tidak ada. Di sana internet, jaringan HP tidak ada," tutur Bripka Riri.
Mengajar di Kelas Bhabinkamtibmas
Bripka Riri menjelaskan Kelas Bhabinkamtibmas tidak digelar setiap hari. Sebab Bripka Riri bekerja di Polsek Hantakan dan kudu tetap melaksanakan poket.
"Jadi andaikan lepas dinas, misal ada kesempatan untuk ke sana, kita melaksanakan Kelas Bhabinkamtibmas, artinya kita mengambil di luar dari tugas pokok kita," imbuh Bripka Riri.
Selain itu, tak ada materi unik nan diajarkan dirinya kepada para siswa. Bripka Riri hanya memberikan inspirasi kepada anak-anak untuk terus belajar dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.
"Untuk mengajar kapabilitas kepolisian saya tidak berani untuk mengambil alih seorang guru," kata Bripka Riri.
Kelas Bhabinkamtibmas juga diupayakan agar tidak mengganggu aktivitas pembelajaran nan utama. Sebanyak 13 orang di satu sekolah biasa menghadiri Kelas Bhabinkamtibmas itu.
"Artinya saya meminta waktu agar pelajaran mengajar dari pihak sekolah tidak terganggu, malah memberi semangat dengan kehadiran kita," ujar Bripka Riri.
"Kelas Bhabin nyaris ada 7 desa, 7 sekolahan. Untuk di 4 desa binaan, jika nan prioritaskan rata-rata nan pegunungan, nan memang akses jalan untuk ke sana nan jauh pasti kita datangi, dengan angan di sana memberi semangat," sambung dia.
Di luar aktivitas Bhabinkamtibmas, Bripka Riri juga tetap melaksanakan tugas utama Bhabinkamtibmas melayani masyarakat dengan door to door system. Bripka Riri berjamu ke rumah penduduk untuk menjaring setiap kejuaraan dan membangun hubungan emosional dengan mereka.
"Saat ini memang itu nan kita terapkan, baik masalah sosial alias keamanan memang langsung kita respons lantaran kita tahu untuk karakter wilayah pegunungan untuk orang-orang di sana. Memang sistem jemput bola, ada laporan kita datangi, baik itu malam Subuh artinya awal hari menuju pegunungan kita siap juga," ujar Bripka Riri.
Dedikasi Bripka Riri itu pun menuai sambutan positif dari penduduk setiap desa binaan. Bahkan dia sudah menerima penghargaan dari 3 desa atas pengabdiannya kepada masyarakat.
"Alhamdulillah untuk respons dari 4 desa binaan, 3 desa bimbingan sudah memberikan suatu apresiasi piagam penghargaan kepada saya sebagai berdedikasi kepada masyarakat, baik dari tokoh kepercayaan tokoh budaya lantaran di sini berasosiasi dengan masyarakat budaya Dayak. Jadi mereka setiap balai-balai budaya memberikan apresiasi lantaran memberikan pelayanan tidak membedakan suku, kepercayaan mereka," imbuh dia.
(knv/lir)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu