Penelitian Ungkap Dugaan Genosida Warga Aborigin Oleh Britania Di Masa Lalu

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Canberra -

Penyelidikan nan dipimpin masyarakat Aborigin menemukan bukti-bukti bahwa kolonialis Britania telah melakukan genosida terhadap masyarakat original di Negara Bagian Victoria, Australia.

Dalam laporannya, Yoorrook Justice Commission mengatakan tindak kekerasan dan penyakit membikin populasi masyarakat budaya setempat berkurang hingga tiga perempatnya.

Hal ini terjadi dalam kurun 20 tahun setelah negara bagian itu dijajah pada awal 1830-an.

Laporan ini mencakup 100 rekomendasi untuk "memperbaiki" kerugian nan disebabkan "invasi dan pendudukan".

Meski begitu, sebagian penulis laporan tidak setuju dengan "temuan-temuan utama" nan tidak disebutkan secara spesifik.

Pada tahun 2021, Komisi ini dibentuk sebagai penyelidikan umum pertama di Australia nan "mengungkap kebenaran".

Komisi itu ditugaskan untuk menelaah "ketidakadilan sistemik" nan diderita oleh masyarakat suku bangsa original di Victoria, baik pada masa lampau maupun nan tetap berlangsung.

Unjuk rasa memihak kewenangan masyarakat original VictoriaGetty ImagesPenyelidikan menemukan bahwa populasi masyarakat original Victoria menurun drastis setelah masa penjajahan.

Laporan ini adalah bagian dari dorongan nasional nan lebih luas agar Australia terlibat dalam proses rekonsiliasi dengan masyarakat Aborigin dan Penduduk Selat Torres.

Para pemimpin organisasi mengatakan proses ini kudu mencakup penyelidikan terhadap sejarah bangsa, pembuatan perjanjian, dan pemberian bunyi politik nan lebih besar kepada masyarakat Bangsa Pertama.

Selama empat tahun, Komisi Keadilan Yoorrook memberikan kesempatan kepada masyarakat Aborigin dan Penduduk Selat Torres untuk secara umum membagikan kisah dan pengalaman mereka.

Tugas komisi ini mencakup beragam isu, termasuk kewenangan atas tanah dan air, pelanggaran budaya, pembunuhan dan genosida, serta masalah kesehatan, pendidikan, dan perumahan.

Baca juga:

  • Foto 'gunung tengkorak bison' ungkap sejarah kelam penindasan masyarakat original Amerika Serikat
  • Laki-laki nan berjasa menghidupkan kembali bahasa suku Aborigin nan mati
  • Temuan kapak batu 'ungkap waktu masuknya' Aborigin ke Australia

Laporan tersebut menemukan bahwa sejak tahun 1834, "pembunuhan massal, penyakit, kekerasan seksual, pengucilan, penghancuran bahasa (linguicide), penghapusan budaya, degradasi lingkungan, pencabutan anak", serta asimilasi, telah berkontribusi pada "kehancuran bentuk nan nyaris total" organisasi suku bangsa original Victoria.

Akibatnya, populasi mereka turun drastis dari 60.000 menjadi 15.000 jiwa pada tahun 1851.

"Ini adalah genosida," bunyi laporan tersebut.

Laporan nan disusun berasas lebih dari dua bulan dengar pendapat publik dan lebih dari 1.300 masukan ini menyerukan "ganti rugi" untuk mengakui serangkaian pelanggaran kewenangan asasi manusia, termasuk reparasi.

Rekomendasi lainnya adalah perombakan signifikan sistem pendidikan untuk melibatkan lebih banyak masukan dari masyarakat masyarakat asli.

Selain itu, permintaan maaf pemerintah Australia untuk tentara Aborigin nan bekerja selama Perang Dunia tetapi dicoret dari skema pemberian tanah saat kembali dari medan perang.

Terkait sistem kesehatan negara bagian, laporan ini menemukan bahwa rasisme berkarakter "endemik". Karena itu, laporan tersebut menyerukan peningkatan biaya untuk jasa kesehatan suku original serta kebijakan untuk mendapatkan lebih banyak staf Aborigin dalam sistem tersebut.

Namun, tiga dari lima komisioner Sue-Anne Hunter, Maggie Walter, dan Anthony North"tidak menyetujui dimasukkannya temuan-temuan utama dalam laporan akhir", meskipun tidak ada rincian lebih lanjut nan diberikan.

Baca juga:

  • Kerusuhan pecah di Kaledonia Baru, ribuan polisi dari Prancis bakal memperkuat - Mengapa sebagian penduduknya keturunan Jawa?
  • Menjelajahi Pilbara, 'tempat tertua di Bumi' berumur 3,6 miliar di Australia Barat
  • Kakarratul, tikus tanah buta dan langka ditemukan di pedalaman Australia

Menanggapi laporan tersebut, pemerintah Negara Bagian Victoria mengatakan bakal "mempertimbangkan dengan cermat" temuan-temuan itu.

Perdana Menteri Jacinta Allan menyatakan bahwa temuan-temuan tersebut "menyoroti kebenaran nan pelik".

Jill Gallagher, kepala badan utama kesehatan dan kesejahteraan Aborigin di Victoria, menyatakan bahwa temuan genosida itu "tidak terbantahkan".

"Kami tidak menyalahkan kekejaman ini kepada siapa pun nan saat ini hidup," katanya kepada ABC.

"Tetapi kita nan hidup saat ini bertanggung jawab untuk menerima kebenaran itu dan semua penduduk Victoria hari ini kudu menerima, mengakui, dan berbaikan dengan temuan aktual ini."

Laporan komisi ini merupakan nan pertama di Australia.

Di negara bagian dan wilayah lain, penyelidikan serupa sedang berjalan dengan tingkat kemajuan nan bervariasi tergantung partai nan berkuasa.

Sebagai contoh, di Queensland, penyelidikan pengungkapan kebenaran dibatalkan setelah pemerintah Partai Buruh digantikan oleh pemerintahan Liberal-Nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, perbincangan nasional tentang langkah mengakui pemilik tradisional Australia di semua tingkat pemerintahan telah memicu perdebatan sengit.

Pada Oktober 2023, penduduk Australia menolak referendum bersejarah, menolak perubahan konstitusi nan bakal menciptakan Aboriginal and Torres Strait Islander Voice, sebuah badan nasional bagi masyarakat Suku Bangsa Asli untuk memberikan nasihat mengenai undang-undang.

(haf/haf)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini