Partai Pekerja Kurdistan Nyatakan Gencatan Senjata Dengan Turki

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Ankara -

Partai Pekerja Kurdistan (PKK)yang selama ini berupaya mewujudkan negara Kurdi merdeka telah mengumumkan gencatan senjata dengan Turki setelah pemimpinnya nan dipenjara, Abdullah Ocalan, meminta aktivitas tersebut untuk meletakkan senjata dan membubarkan diri.

"Demi membuka jalan bagi penyelenggaraan perdamaian dan masyarakat demokratis, kami mendeklarasikan gencatan senjata nan bertindak mulai hari ini," kata komite pelaksana PKK dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (01/03), nan dikutip oleh instansi buletin ANF.

"Tak satu pun dari pasukan kami bakal melakukan tindakan bersenjata selain diserang," tambahnya.

PKK juga berambisi Turki bakal membebaskan Ocalan nan telah dipenjara di sel isolasi sejak tahun 1999, sehingga dia dapat memimpin proses perlucutan senjata.

Ocalan, kata PKK, "harus dapat hidup dan bekerja dengan kebebasan bentuk dan dapat menjalin hubungan tanpa halangan dengan siapa pun nan dia inginkan, termasuk teman-temannya".

Pernyataan PKK mengemuka setelah Ocalan menyerukan agar bentrok bersenjata di wilayah tenggara Turki nan telah menewaskan puluhan ribu orang selama empat dasawarsa dihentikan.

Seruan Ocalan muncul beberapa bulan setelah Devlet Bahceli, pemimpin partai MHP ultra-nasionalis Turki dan sekutu pemerintah Turki, meluncurkan inisiatif untuk mengakhiri bentrok tersebut.

Dalam surat berkata Kurdi dan Turki, Ocalan mengatakan "semua golongan kudu meletakkan senjata dan PKK kudu membubarkan diri."

Menurut Ocalan, PKK dibentuk terutama lantaran "saluran politik demokratis telah ditutup".

Namun, tambahnya, Bahceli, nan didukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan partai politik lainnya, telah menciptakan lingkungan nan tepat bagi PKK untuk meletakkan senjata.

garis

BBC

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

Jadilah nan pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WA Anda.

garis

BBC

Para pemimpin Kurdi sebagian besar menyambut baik perkembangan tersebut.

Ribuan orang dilaporkan berkumpul untuk menyaksikan pernyataan tersebut di layar lebar di Kota Diyarbakir dan Van di wilayah Turki tenggara nan sebagian besar dihuni suku Kurdi.

PKK telah melancarkan pemberontakan sejak 1984, dengan tujuan menciptakan negara bagi suku Kurdi, nan jumlahnya sekitar 20% dari 85 juta masyarakat Turki.

Kelompok ini dikategorikan sebagai golongan teroris di Turki, Uni Eropa, Inggris, dan AS.

Siapa Abdullah Ocalan?

Abdullah Ocalan di depan bendera PKK

Selama puluhan tahun, Abdullah Ocalan menjadi figur nan sangat berpengaruh dalam bumi politik Kurdi. Pada saat nan bersamaan, sosoknya memunculkan kontroversi di Turki. (Getty Images)

Sebagian besar penduduk Turki membencinya dan pemerintah Turki melabelinya sebagai musuh negara. Di sisi lain, golongan nasionalis Kurdi begitu menghormatinya. Dia adalah Abdullah Ocalan, tokoh dominan dalam politik Kurdi dan nama nan kontroversial di Turki selama beberapa dekade.

Ocalan lahir pada 1949 di Sanliurfa, wilayah Turki tenggara. Pada usia 20-an tahun, dia menjadi personil pendiri Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Ia memimpin golongan tersebut ke dalam pemberontakan pada 1984 dengan tujuan membentuk negara Kurdi di Turki tenggara.

Setelah bertahun-tahun memimpin PKK dari pengasingan di Suriah, Ocalan terpaksa melarikan diri ke Kenya. Ia ditangkap pada 1999.

Ocalan kemudian dibawa kembali ke Turki dan diadili atas dakwaan terorisme.

Pengadilan menyatakannya bersalah atas tindakan makar dan menjatuhinya balasan mati.

Abdullah Ocalan

Ocalan diadili dengan dakwaan terorisme pada 1999. Sejak itu, dia dipenjara di sebuah pulau mini di Turki (Getty Images)

Pada hari Ocalan dijatuhi hukuman, organisasi Kurdi di Turki dan beragam negara Eropa mengadakan tindakan unjuk rasa. Sebagian dari tindakan tersebut berkembang menjadi kerusuhan.

Pada 2002, Turki mengubah balasan Ocalan menjadi balasan penjara seumur hidup.

Hal ini merupakan akibat dari penghapusan balasan meninggal di Turki seiring upaya negara itu untuk menyesuaikan diri dengan norma Uni Eropa.

Sejak tahun 1999, Ocalan menjalani hukumannya di penjara dengan keamanan ketat di Imrali, sebuah pulau mini di Laut Marmara antara Turki Eropa dan Asia.

Tahun-tahun awal nan dipengaruhi Marxisme

Dikenal dengan julukan "Apo" nan berfaedah "paman" dalam bahasa Kurdi, Abdullah Ocalan lahir dari family petani. Sewaktu muda, Ocalan tidak tertarik bakal bumi politik.

Namun, dia mengambil studi pengetahuan politik di Universitas Ankara pada tahun 1970-an.

Secara bertahap, dia menjadi terpolitisasi dan akhirnya menganut Marxisme sebagai ideologi politik.

Di kampusnya, Ocalan mulai mengorganisir aktivitas mahasiswa.

Abdullah Ocalan adalah salah satu personil pendiri PKK dan memimpin golongan tersebut ke dalam bentrok bersenjata pada tahun 1984 (Getty Images)

Ocalan kemudian dipenjara lantaran menyebarkan pamflet nan mendukung militan revolusioner. Setelahnya, dia putus kuliah dan berasosiasi dengan organisasi sayap kiri.

Pada tahun 1973, dia menjadi peserta pertemuan di Ankara yang, meskipun tidak resmi, pada akhirnya mengarah pada pembentukan PKK.

Sejak itu, dia mulai mengadvokasi negara Kurdi nan merdeka.

Awal mula PKK

Pada 1977, Abdullah Ocalan membantu menulis sebuah manifesto berjudul "Jalan Nasional menuju Revolusi Kurdi". Dokumen ini menjadi cetak biru bagi PKK.

Setahun kemudian, PKK didirikan di Diyarbakir, sebuah kota di Turki tenggara dengan kebanyakan masyarakat Kurdi. Ocalan terpilih sebagai pemimpinnya.

Pada tahun-tahun awal PKK, golongan ini terlibat dalam pembunuhan tokoh-tokoh krusial dan dalam bentrok bersenjata dengan golongan militan lain di Turki.

Pada tahun 1979, di tengah gejolak sosial, Ocalan dan beberapa rekannya pergi ke Suriah dan mulai melatih gerilyawan nan menjadi inti dari PKK.

Baca juga:

  • Diperangi Erdogan, tak diakui di Suriah, siapa sesungguhnya bangsa Kurdi?

Abdullah Ocalan berbareng para gerilyawan bersenjata dari PKK.

PKK ditetapkan sebagai golongan teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa (Getty Images)

Pada 15 Agustus 1984, PKK memulai tindakan bersenjatanya di Turki. Mereka melakukan serangan terhadap pasukan keamanan di Siirt dan Hakkari di tenggara negara itu.

Perdana menteri saat itu melabeli PKK "terdiri dari beberapa bandit". Namun, bentrok bersenjata nan dipimpin PKK menyebabkan lebih dari 40.000 orang tewas di Turki, menurut nomor resmi.

PKK, nan dipimpin oleh Abdullah Ocalan, menjalankan serangan berdarah di Turki dari 1984 hingga 1999.

Pada tahun 1993, pada puncak bentrok bersenjata, golongan tersebut menculik puluhan tentara tak bersenjata di jalan raya Elazig-Bingol di timur Turki dan membunuh 33 di antara mereka.

Pada tahun nan sama, serangan bersenjata lainnya merenggut 33 nyawa di sebuah desa di Provinsi Erzincan.

Baca juga:

  • Kurdi, Turki, dan Suriah: Apa nan sebenarnya terjadi?
  • Kurdi Irak ancam 'membuat perbatasan sendiri' dan mendirikan negara merdeka

Pada 1990-an, Ocalan menjadi musuh publik nomor satu di barat Turki. Media arus utama melabelinya sebagai "pembunuh bayi".

Pemakaman pasukan keamanan berubah menjadi unjuk rasa kemarahan terhadap PKK.

Namun, banyak orang di organisasi Kurdi di timur dan tenggara Turki, memuji Ocalan sebagai "tokoh besar" .

Di sini, mereka nan menghadiri pemakaman gerilyawan PKK bakal meneriakkan yel-yel pro-Ocalan.

Penangkapan di Kenya

Pada tahun 1998, Turki meningkatkan tekanan pada Suriah untuk mendeportasi Ocalan nan sudah nyaris dua dasawarsa tinggal dalam pengasingan di sana.

Ocalan kemudian dideportasi dari Suriah pada 9 Oktober 1998. Dia mencari perlindungan di negara-negara seperti Yunani, Rusia, Italia, dan Tajikistan.

Abdullah Ocalan dibawa ke Turki dengan pesawat setelah penangkapannya di Kenya

Ocalan ditangkap dalam operasi rahasia di Bandara Nairobi di Kenya pada 15 Februari 199 (Getty Images)

Upaya Ocalan untuk mencari suaka di beragam negara lain juga tidak sukses lantaran Turki melakukan kerja diplomatik nan intens untuk memastikan tidak ada negara nan bakal menerima permohonan suakanya.

Ocalan ditangkap dalam operasi rahasia di Bandara Nairobi di Kenya pada 15 Februari 1999. Dia kemudian diterbangkan ke Turki.

Aksi bakar diri sebagai protes atas penangkapan Ocalan

Para simpatisan PKK melakukan tindakan bakar diri sebagai corak protes atas penangkapan Ocalan (Getty Images)

Berbagai unjuk rasa dilakukan para simpatisan PKK untuk memprotes penangkapan Ocalan. Bulan-bulan menjelang persidangan Ocalan diwarnai tindakan bakar diri, pendudukan gedung-gedung konsulat, dan mogok makan.

Persidangan Ocalan

Persidangan Abdullah Ocalan dimulai di Pulau Imrali pada tanggal 31 Mei 1999.

Dia menghadiri persidangan dalam sangkar kaca antipeluru. Pada sidang pertama, family tentara dan petugas polisi nan kehilangan nyawa dalam bentrok juga datang di aula.

Ocalan meminta maaf kepada mereka dan mengatakan bahwa dia "siap bekerja menuju solusi masalah Kurdi jika diberi kesempatan".

Abdullah Ocalan di bangku terdakwa

Pada tahun 2002, Turki mengubah balasan Ocalan menjadi balasan penjara seumur hidup sebagai buah dari penghapusan balasan meninggal di negara itu (Reuters)

Pada akhir persidangan, Ocalan dinyatakan bersalah atas tuduhan pengkhianatan dan pembentukan serta memimpin organisasi teroris bersenjata.

Pengadilan menjatuhi Ocalan dengan balasan mati. Pada tahun 2022, balasan ini diubah menjadi balasan penjara seumur hidup.

Pada tahun 2003, Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan bahwa persidangan Ocalan tidak adil. Hakim menyebut upaya pembelaan Ocalan dibatasi secara tidak adil.

Walaupun Turki mengusulkan banding, pengadilan pada tahun 2005 mempertegas putusan tersebut dan merekomendasikan persidangan ulang.

Turki menolak rekomendasi ini.

Pandangan nan berubah

PKK mengalami serangkaian fase kritis setelah Abdullah Ocalan dijebloskan ke ruji-ruji besi.

Namun, golongan tersebut tidak bercempera dan Ocalan tetap menjadi pemimpin nan diakui.

Masyarakat mengibarkan bendera Kurdi dan bendera bergambar pemimpin Kurdi nan dipenjara, Abdullah Ocalan, ketika mereka merayakan Newroz di tahun 2015

Dalam beberapa tahun terakhir, Ocalan mendorong adanya kesepakatan melalui negosiasi untuk mencapai otonomi Kurdi di dalam Turki (Getty Images)

Pada tahun 1990-an, Abdullah Ocalan mulai mengembangkan visi masa depan bagi organisasi Kurdi nan dia sebut "modernitas demokratis".

Ocalan mengungkapkan pendapat seperti "tanah air bersama, republik demokratis, otonomi demokratis, konfederalisme demokratis" dalam tulisan dan bukunya.

Ia telah sepenuhnya meninggalkan konsep negara bangsa dan sekarang mengadvokasi perjanjian nan dinegosiasikan untuk mewujudkan otonomi Kurdi di Turki.

Perundingan perdamaian

Pada tahun 2004, dua tahun setelah gencatan senjata diumumkan, PKK kembali melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan Turki.

Meski pembicaraan tenteram rahasia antara pejabat Turki dan pemimpin PKK sudah pernah dilaporkan, pertemuan resmi pertama Ocalan dengan pihak berkuasa Turki terjadi pada tahun 2012.

Recep Tayyip Erdogan, nan saat itu menjabat sebagai perdana menteri Turki, mengumumkan bahwa para pejabat negara telah memulai negosiasi dengan Ocalan.

Srr Sreyya nder, Pervin Buldan dan Idris Baluken, berpose dengan Abdullah Ocalan di Imrali

Pada tahun 2013, para politisi dari partai pro-Kurdi melakukan pertemuan dengan Ocalan di penjara Imrali (Getty Images)

Ocalan menyerukan gencatan senjata pada Maret 2013 dan gerilyawan PKK mulai menarik diri dari Turki. Akan tetapi, perundingan tenteram terhenti dan gencatan senjata berhujung pada Juli 2015.

Hal ini mengakhiri proses negosiasi dan Ocalan kehilangan momentum keunggulannya dalam "proses perdamaian".

Mata bumi internasional kembali tertuju ke PKK dan Ocalan ketika golongan Unit Perlindungan Rakyat (YPG)yang dianggap sebagai bagian PKK memperkuat cengkeramannya di utara Suriah.

Pengumuman tak terduga

Pada Oktober 2024, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) sayap kanan Turki membikin langkah mengejutkan. Ia menyerukan kepada Abdullah Ocalan untuk mengumumkan pembubaran PKK.

Devlet Bahceli mengusulkan agar Ocalan diizinkan untuk berbincang di parlemen Turki dengan syarat membubarkan golongan militan tersebut.

"Jika isolasi pemimpin teroris itu dicabut, biarkan dia datang dan berbicara," kata Bahceli.

"Biarkan dia berteriak bahwa terorisme telah sepenuhnya berhujung dan organisasi tersebut telah bubar."

Abdullah Ocalan

Abdullah Ocalan, nan sekarang berumur 76 tahun, menjadi sosok nan dihormati oleh kebanyakan nasionalis Kurdi (DEM Party)

Sebagai imbalannya, dia mengusulkan agar Ocalan berpotensi dibebaskan.

Sejak saat itu, personil Partai DEM pro-Kurdi telah melakukan kunjungan ke Pulau Imrali untuk mengadakan pembicaraan dengan Ocalan.

Abdullah Ocalan sekarang telah menyerukan kepada PKK untuk mengadakan kongres dan mengambil keputusan untuk membubarkan diri.

Ini bisa menjadi momen nan sangat signifikan bagi Turki dan semua orang Kurdi nan tinggal di wilayah tersebut.

Konflik bersenjata selama 40 tahun nan telah merenggut lebih dari 40.000 nyawa berpotensi mereda.

(nvc/nvc)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu