ARTICLE AD BOX
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio dan Menlu Rusia Sergei Lavrov melakukan pertemuan tatap muka di Kuala Lumpur, Malaysia. Pertemuan ini digelar di sela-sela keduanya menghadiri pertemuan para Menlu negara-negara ASEAN.
Pertemuan di ibu kota Malaysia ini, seperti dilaporkan instansi buletin RIA dan dilansir Reuters, Kamis (10/7/2025), merupakan pertemuan tatap muka kedua antara Rubio dan Lavrov. Pertemuan ini juga membawa rumor perang Ukraina ke sela-sela pertemuan ASEAN nan berfokus membahas tarif AS.
Pertemuan kedua Menlu ini digelar saat Presiden AS Donald Trump semakin frustrasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lantaran perang Ukraina terus berlarut-larut.
Pertemuan pertama antara kedua Menlu digelar di Arab Saudi pada Februari lalu, sebagai bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk membangun kembali hubungan bilateral dan membantu negosiasi untuk mengakhiri perang.
"Saya dapat mengonfirmasi: pertemuan semacam itu sedang diupayakan," kata ahli bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, seperti dikutip instansi buletin TASS.
Namun sejauh ini tidak dijelaskan lebih lanjut soal konsentrasi pembahasan dalam pertemuan kedua Menlu tersebut.
Trump nan menjabat untuk periode kedua sebagai Presiden AS, sejak Januari lalu, dengan menjanjikan akhir nan sigap untuk perang Ukraina telah mengambil nada nan melunak terhadap Rusia, berbeda dengan support kuat pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, terhadap Ukraina.
Namun pada Selasa (8/7), alias sehari setelah Trump menyetujui pengiriman senjata pertahanan AS ke Ukraina, dia melontarkan kritikan langsung nan tidak biasa kepada Putin. Sang Presiden AS menyebut pernyataan pemimpin Kremlin soal langkah menuju perdamaian "tidak berarti".
Trump juga mengatakan dirinya sedang mempertimbangkan untuk mendukung RUU nan bakal menjatuhkan sanksi-sanksi berat terhadap Moskow, termasuk tarif 500 persen terhadap negara-negara nan membeli minyak, gas, uranium, dan ekspor Rusia lainnya.
Ketika ditanya soal kritikan Trump terhadap Putin, Kremlin mengatakan pada Rabu (9/7) bahwa Moskow tetap "tenang" menanggapi kritikan tersebut, dan bakal terus berupaya memperbaiki hubungan AS-Rusia nan "rusak".
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini