ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menggelar pertemuan strategis berbareng Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Hal ini dilakukan guna memperkuat sinergi lintas sektor antara konservasi sumber daya alam dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) sebagai landasan kerjasama program ke depan.
Pertemuan ini juga membahas pemanfaatan hibah dari Zayed Foundation (Uni Emirat Arab) senilai USD 4,7 juta alias setara Rp 76,9 miliar untuk mendukung program konservasi komodo dan area sekitarnya.
Dana hibah tersebut diharapkannya menjadi katalis krusial dalam penguatan perlindungan jenis langka sekaligus mendukung pengembangan wisata alam berbasis konservasi.
Raja Juli menegaskan bahwa arah pengembangan wisata alam Indonesia kudu berpijak pada prinsip ekowisata, bukan pariwisata massal. Menurutnya, wisata alam kudu mengandung nilai edukasi dan kulturan.
"Tren wisata alam nan meningkat saat ini memang menggembirakan. Namun, kita tidak bisa hanya mengandalkan semangat FOMO. Wisata alam kudu mengandung nilai edukasi dan kultural. Kita cari titik jumpa antara konservasi dan pariwisata nan bertanggung jawab," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).
Merespons kejadian kecelakaan di jalur pendakian Gunung Rinjani, Raja Juli juga menekankan pentingnya perbaikan manajemen pendakian, termasuk pemeringkatan tingkat kesulitan jalur pendakian, penerapan sistem kuota, serta penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pendakian nan lebih baik.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan support terhadap penguatan aspek keselamatan dan pengelolaan akibat di destinasi wisata.
"Insiden di Rinjani menjadi pengingat bagi kita semua bahwa intervensi lintas sektor diperlukan. Kita bakal corak tim kerja berbareng untuk peningkatan standar keselamatan di lokasi wisata alam," ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa sektor konservasi mempunyai hubungan erat dengan pengembangan pariwisata.
"Wisata nan berkepanjangan tidak mungkin terwujud tanpa perlindungan terhadap alam. Sinergi ini sangat krusial untuk masa depan pariwisata Indonesia," ujarnya.
(akd/ega)