ARTICLE AD BOX
Gaza City -
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan langka ke Jalur Gaza pada Selasa (15/4) waktu setempat. Kunjungan ini dilakukan seiring militer Israel terus melancarkan serangan udara dan serangan darat terhadap wilayah kantong Palestina tersebut.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengunjungi Jalur Gaza bagian utara pada hari ini," demikian pengumuman nan dirilis instansi PM Israel pada Selasa (15/4), seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025).
Netanyahu, saat menemui pasukan Israel dalam kunjungannya ke Gaza, menegaskan bahwa Israel bakal terus melancarkan serangan militer terhadap Hamas untuk mengamankan pembebasan para sandera nan tetap ditahan.
"Mereka menyerang musuh dan Hamas bakal terus merasakan pukulan demi pukulan. Kita bersikeras agar mereka membebaskan para sandera kita, dan kita bersikeras untuk mencapai semua tujuan perang kita," kata Netanyahu kepada pasukan Israel di Gaza, menurut pernyataan nan dirilis instansi PM Israel.
Militer Israel melanjutkan serangannya terhadap Gaza pada 18 Maret lalu, nan mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas, nan sebagian besar telah menghentikan pertempuran di wilayah itu.
Sejak saat itu, pasukan Israel merebut sebagian besar wilayah Jalur Gaza, dengan ratusan ribu masyarakat sipil melarikan diri dari area-area nan menjadi sasaran serangan gencar Israel.
Pejabat-pejabat senior Israel, termasuk Netanyahu, telah berulang kali menegaskan bahwa hanya tekanan militer nan bakal memaksa Hamas untuk membebaskan para sandera nan tersisa di Gaza.
Baru-baru ini, Israel menawarkan proposal terbaru untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza, nan memasuki bulan ke-18 sejak Oktober 2023. Hamas mengatakan pihaknya telah menerima proposal tersebut.
Simak buletin selengkapnya di laman berikutnya.
Seorang pejabat Hamas nan tidak disebut namanya, mengungkapkan bahwa tawaran terbaru Israel itu mencakup gencatan senjata selama setidaknya 45 hari, jika Hamas membebaskan 10 sandera nan tetap ditahan dalam keadaan hidup.
Proposal terbaru Israel itu juga mengatur soal pembebasan 1.231 tahanan Palestina dan masuknya support kemanusiaan ke Gaza, nan diblokade sepenuhnya sejak 2 Maret.
Proposal itu, menurut pejabat Hamas, menyerukan "penghentian perang secara permanen" dengan syarat faksi-faksi Palestina di Gaza, termasuk Hamas, melucuti senjatanya.
Hamas menolak keras tuntutan perlucutan senjata, nan disebut mereka sebagai "garis merah" dan "tidak dapat dinegosiasikan".
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini