ARTICLE AD BOX
Kamis, 20 Februari 2025 - 09:20 WIB
loading...
Jerman dan Inggris memihak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky usai disebut diktator oleh Presiden AS Donald Trump. Foto/X @ZelenskyyUa
BERLIN - Dua sekutu NATO, Jerman dan Inggris, memihak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah disebut diktator oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa "salah dan berbahaya" bagi Trump menyebut Zelensky sebagai diktator.
"Yang betul adalah Volodymyr Zelensky adalah kepala negara terpilih Ukraina," kata Scholz kepada Spiegel pada hari Rabu, nan dilansir AFP, Kamis (20/2/2025).
Sebelumnya pada hari Rabu Trump menyebut Zelensky seorang diktator tanpa pemilu.
Baca Juga
Masa kedudukan lima tahun Zelensky berhujung tahun lampau tetapi norma Ukraina tidak mewajibkan pemilu digelar selama masa perang.
Scholz mengecam segala upaya untuk menyangkal legitimasi demokratis Presiden Zelensky.
"Fakta bahwa pemilu nan layak tidak dapat diadakan di tengah perang tercermin dalam konstitusi dan norma pemilu Ukraina," katanya.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga membalas komentar Trump, menyebutnya "tidak masuk akal".
"Jika Anda memandang bumi nyata alih-alih hanya mengirim tweet, maka Anda tahu siapa di Eropa nan kudu hidup dalam kondisi kediktatoran: orang-orang di Rusia, orang-orang di Belarusia," kata Baerbock kepada penyiar ZDF.
Follow WA Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Follow
Dapatkan buletin terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri Anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
31 menit nan lalu
51 menit nan lalu
1 jam nan lalu
1 jam nan lalu
2 jam nan lalu
2 jam nan lalu