Isi Lengkap Pertengkaran Sengit Antara Trump, Zelensky, Dan Vance Di Gedung Putih

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

loading...

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bentrok dengan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance pada Jumat (28/2/2025) di Gedung Putih. Foto/anadolu

WASHINGTON - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat pertengkaran sengit dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance pada hari Jumat (28/2/2025) selama pertemuan krusial di Gedung Putih.

Pertengkaran publik itu terjadi lantaran keraguan Zelensky bahwa upaya Trump menengahi kesepakatan guna mengakhiri perang selama tiga tahun dengan Rusia mungkin tidak bakal menghasilkan perdamaian abadi.

Zelensky meninggalkan Gedung Putih setelah pertengkaran itu, dan upacara penandatanganan nan direncanakan untuk kesepakatan mineral krusial dan konvensi pers dibatalkan.

Berikut adalah transkrip komplit perdebatan sengit di Gedung Putih:

Reporter: Polandia berada di bawah kendali Rusia selama beberapa dasawarsa setelah Perang Dunia Kedua. Ketika saya tetap kecil, saya memandang Amerika Serikat tidak hanya sebagai negara paling kuat, negara terkaya di dunia, negara nan mempunyai musik hebat, movie hebat, mobil sport hebat, tetapi juga sebagai kekuatan untuk kebaikan. Dan sekarang saya berbincang dengan teman-teman saya di Polandia, dan mereka cemas Anda terlalu memihak Putin. Apa pesan Anda untuk mereka?

Trump: Nah, jika saya tidak memihak keduanya, Anda tidak bakal pernah mencapai kesepakatan. Anda mau saya mengatakan hal-hal nan sangat jelek tentang Putin dan kemudian berkata, hai, Vladimir. Bagaimana dengan kesepakatan kita? Tidak seperti itu langkah kerjanya. Saya tidak memihak siapa pun. Saya memihak Amerika Serikat, dan demi kebaikan dunia, saya memihak dunia, dan saya mau menyelesaikan masalah ini. Anda lihat, kebenciannya terhadap Putin membikin saya sangat susah untuk mencapai kesepakatan dengan kebencian semacam itu. Dia mempunyai kebencian nan luar biasa, dan saya mengerti itu, tetapi saya tidak dapat mengatakan pihak lain betul-betul mencintai Anda, Anda juga mengenalnya. Jadi ini bukan masalah keberpihakan. Saya kudu memihak dunia. Saya mau perihal itu terucap. Saya memihak Eropa. Saya mau memandang apakah kita bisa menyelesaikan masalah ini. Anda mau saya bersikap tegas? Saya bisa lebih tegas daripada manusia mana pun nan pernah Anda lihat. Saya bakal bersikap tegas, tetapi Anda tidak bakal pernah bisa menyelesaikannya dengan langkah itu. Jadi begitulah adanya. Satu pertanyaan lagi.

Vance: Saya bakal menjawab ini. Jadi, lihat, selama empat tahun, Amerika Serikat, kita mempunyai seorang presiden nan berdiri di konvensi pers dan berbincang tegas tentang Vladimir Putin, dan kemudian Putin menginvasi Ukraina dan menghancurkan sebagian besar negara itu. Jalan menuju perdamaian dan kemakmuran mungkin adalah dengan terlibat dalam diplomasi. Kami mencoba jalan Joe Biden dengan menepuk dada dan berpura-pura bahwa kata-kata Presiden Amerika Serikat lebih krusial daripada tindakan Presiden Amerika Serikat. nan membikin Amerika menjadi negara nan baik adalah Amerika nan terlibat dalam diplomasi. Itulah nan dilakukan Presiden Trump.

Zelensky: Bolehkah saya bertanya?

Vance: Tentu? Ya.

Zelensky: Dia (Putin) menduduki wilayah kami, sebagian besar Ukraina, sebagian Timur dan Krimea. Jadi dia menduduki wilayah itu pada tahun 2014, jadi selama bertahun-tahun. Jadi saya tidak berbincang tentang Presiden Obama saja, lampau Presiden Trump, lampau Presiden Obama, sekarang Presiden Trump, semoga Tuhan memberkati sekarang Presiden Trump bakal menghentikannya. Namun selama tahun 2015 tidak ada nan menghentikannya. Dia hanya menduduki dan mengambil alih. Dia membunuh orang.