Intip Potensi Wisata Sejarah Jateng Dari Era Kerajaan Hingga Kolonial

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi nan kaya dengan wisata sejarah mulai dari wisata sejarah era kerajaan hingga kolonialisme.

Salah satu nan cukup fenomenal ialah kehadiran wisata Candi Borobudur. Objek wisata ini mempunyai segudang cerita sejarah dari pembangunan hingga pemugarannya. Bahkan hingga saat ini, candi tersebut tetap kerap digunakan untuk beribadah.

Menariknya, Candi Borobudur tidak hanya menarik para visitor dalam negeri saja. Namun lokasi wisata ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para visitor internasional.

Daya tarik dari Candi Borobudur tidak terlepas dari cerita sejarah nan membalut lokasi wisata tersebut. Candi ini dibangun sekitar abad ke-8 hingga 9 oleh Dinasti Syailendra alias pada masa pemerintahan Raja Samaratungga.

Dari sisi arsitektur, Candi Borobudur juga syarat dengan nilai filosofi Buddha nan cukup kenal. Sebab dalam canding tersebut terdapat tiga tingkatan alam ialah Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

Kekayaan dari lokasi wisata sejarah Jawa Tengah tidak hanya berakhir sampai di Candi Borobudur saja. Ada pula lokasi wisata Lawang Sewu di Semarang.

Objek wisata Lawang Sewu tergolong tetap begitu kenal dengan nuansa kolonial. Pasalnya, lokasi wisata dibangun pada 27 Februari 1904 nan awalnya difungsikan sebagai Kantor Pusat Kereta Api Swasta Hindia Belanda.

Salah satu nan menjadi daya tarik dari lokasi wisata ini ialah terlihat dari jendela di Lawang Sewu. Sebab jendela nan terdapat di Lawang Sewu konon berjumlah 1.000 pintu.

Selain itu, ada pula lokasi wisata Wisma Perdamaian Semarang. Wisma Perdamaian Semarang mempunyai catatan sejarah nan cukup menarik.

Sebab tempat nan bangun era pemerintahan Hindia Belanda ini sempat dijadikan tempat untuk rumah dinas para petinggi VOC nan menjabat sebagai Gouverneur van Java's Noord-Oostkust (Gubernur Jawa Utara Bagian Pesisir Timur) dan pertama kali digunakan sebelum 1755 menjelang perjanjian Giyanti.

Seiring berjalannya waktu, gedung tersebut terus mengalami pemugaran. Hingga saat ini, Wisma Perdamaian Semarang kerap digunakan sebagai gedung pertemuan untuk sejumlah acara-acara penting.

Sejumlah lokasi wisata sejarah nan terawat tersebut tidak terlepas dari kontribusi dari semua pihak. Pemerintah pusat, daerah, swasta, hingga masyarakat turut berkontribusi untuk merawat lokasi wisata tersebut.

Sebagai bentuk apresiasi, menggelar detikJateng-Jogja Awards 2025. Perhelatan ini bermaksud untuk memberikan pengakuan terhadap individu-individu, tokoh masyarakat, dan pelaku upaya dari Indonesia nan telah menunjukkan memberikan kontribusi besar terhadap wilayah di Jawa Tengah hingga Yogyakarta.

Dalam arena tersebut terdapat 4 kategori penghargaan ialah Government, Individu, Social Organization/NGO, dan BUMD/Swasta.

Ajang penghargaan berjudul detikJateng-Jogja Awards 2025 bakal digelar pada 21 Juli 2025 di Wisma Perdamaian Semarang, Jateng. Penghargaan ini nantinya bakal diberikan kepada para penerima hidayah setelah melewati serangkaian proses panjang nan dinilai oleh Tim Internal dan Dewan Redaksi .

Penilaian bakal dilakukan berasas parameter penilaian nan telah disepakati, di antaranya Inovasi, Kreativitas, Inspiratif, Dampak, serta Keaktifan. Awarding Ceremony bakal dilaksanakan selama 1 hari dengan rincian kegiatan, meliputi pemberian penghargaan, dan intermezo musik dari musisi lokal Jateng dan DI Yogyakarta.

Sebagai informasi, detikJateng-Jogja Awards bakal ditayangkan dan dapat disaksikan secara streaming di laman .

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini