ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pimpinan MPR dari Fraksi PAN Eddy Soeparno mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo Kota Surabaya. Kunjungan ini bermaksud untuk memandang langsung proses pengolahan sampah menjadi daya listrik serta mendukung pengembangan teknologi waste-to-energy di beragam wilayah di Indonesia.
Menurut Eddy, saat ini Indonesia menghadapi darurat sampah di mana Indonesia saat ini menghasilkan 56 juta ton sampah per tahun.
"Dari 56 juta ton sampah nan dihasilkan, nan terkelola hanya 40 persen. Situasi darurat sampah ini menyebabkan bukan hanya masalah lingkungan tapi juga masalah kesehatan dan lebih dari itu masalah sosial nan berkepanjangan," ujar Eddy, dalam keterangannya, Kamis (20/3/2025)
Menurut Eddy, PLTSa Benowo adalah contoh konkret gimana sampah direduksi secara signifikan dan sekaligus diolah menjadi sumber daya nan bermanfaat.
"Teknologi waste-to-energy seperti ini kudu kita kembangkan di seluruh Indonesia untuk mengurangi volume sampah sekaligus menyumbang pasokan daya terbarukan," jelasnya.
Oleh lantaran itu, dalam tugasnya sebagai Wakil Ketua MPR RI dan di Komisi XII DPR RI Eddy berkomitmen untuk memperjuangkan izin agar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah menarik minat investor.
"Kami terus mendorong pertimbangan terhadap izin agar semakin banyak lagi penanammodal tertarik berkolaborasi dengan pemerintah wilayah dalam pengelolaan sampah. Termasuk dalam perihal ini skema penyewaan aset pemda,tipping fee, dan nilai jual listrik PLN," jelasnya.
Secara khusus, Eddy meyakini skema waste to energy nan dikembangkan PLTSa Benowo ini memberikan dua faedah sekaligus, ialah pengurangan sampah lantaran dikelola sekaligus menjadi sumber daya terbarukan.
"Harapannya dengan izin nan memudahkan penanammodal mengelola sampah maka mendapatkan tiga perihal sekaligus. Pertama, hadirnya investasi nan sekaligus membuka lapangan kerja. Kedua, mendorong percepatan transisi daya dan Ketiga menangani persoalan sampah nan sudah akut di seluruh wilayah di Indonesia," ujarnya.
Diketahui, PLTSA Benowo saat ini bisa mengolah sekitar 1.000 ton sampah per hari dan menghasilkan 11 megawatt listrik nan disalurkan ke jaringan PLN.
Eddy berambisi keberhasilan PLTSA Benowo dapat menjadi model bagi wilayah lain untuk mengembangkan akomodasi serupa.
"Saya berharap, ke depan semakin banyak wilayah nan mengangkat teknologi waste-to-energy seperti di Benowo. Dengan demikian, kita dapat mengurangi volume sampah nan masuk ke TPA dan sekaligus menyediakan sumber daya terbarukan bagi masyarakat," tutup Anggota DPR RI Komisi XII nan membidangi masalah lingkungan hidup tersebut
(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu