ARTICLE AD BOX
Gaza City -
Direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan nan ada di Jalur Gaza telah ditahan oleh Israel sejak Desember lalu. Pengacara nan mendampingi kepala RS tersebut, mengatakan kliennya itu ditahan dalam kondisi nan "tidak manusiawi" dan menjadi sasaran "intimidasi bentuk dan psikologis".
Hussam Abu Safiya nan merupakan master anak berumur 52 tahun nan menjabat Direktur RS Kamal Adwan, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), menjadi terkenal tahun lampau setelah mengunggah kondisi mengerikan di rumah sakitnya di area Beit Lahia nan dikepung selama serangan besar-besaran Israel.
Pada 27 Desember lalu, pasukan Israel mulai menyerang akomodasi medis itu dan menangkap puluhan staf medis termasuk Abu Safiya.
Militer Israel menuduh Abu Safiya sebagai "agen Hamas".
Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, mengunjungi sang master di penjara Ofer, Tepi Barat, pada 19 Maret lalu. Qassem mengungkap kondisi tidak manusiawi nan dialami Abu Safiya dalam penahanan Israel.
"Dia sangat menderita, dia kelelahan lantaran penyiksaan, tekanan dan penghinaan nan dialaminya untuk memaksanya mengakui tindakan nan tidak dilakukannya," tutur Qassem saat berbincang kepada seorang koresponden AFP di Nazareth.
Qassem memperingatkan bahwa kondisi kesehatan Abu Safiya "sangat mengkhawatirkan".
"Dia menderita tekanan darah tinggi, aritmia jantung, dan masalah penglihatan. Dia telah kehilangan 20 kilogram berat badan dalam dua bulan dan mengalami patah tulang rusuk selama interogasi, tanpa mendapatkan perawatan medis nan layak," ucapnya menjelaskan kondisi kliennya.
Simak buletin selengkapnya di laman selanjutnya.
Menurut Qassem, Abu Safiya bisa untuk tetap tenang, meskipun dia "bertanya-tanya kejahatan apa nan telah dilakukannya" sehingga kudu mengalami "kondisi nan tidak manusiawi seperti itu".
Militer Israel tidak memberikan komentar saat ditanyai AFP soal kondisi penahanan Abu Safiya.
Lebih lanjut, Qassem mengatakan penjaga penjara penjara di tempat Abu Safiya ditahan menuntutnya untuk mengakui dirinya telah mengoperasi personil Hamas alias sandera Israel nan ditahan di Jalur Gaza, namun dia menolak dan membantah tuduhan itu.
Abu Safiya, sebut Qassem, bersikeras menegaskan dirinya hanyalah seorang master anak, dan "semua nan dia lakukan adalah lantaran tanggungjawab moral, profesional, dan manusiawi terhadap para pasien dan mereka nan terluka".
Abu Safiya awalnya ditahan selama dua minggu di pangkalan militer Sde Teiman di gurun Negev, Israel bagian selatan. Namun kemudian dia dipindahkan ke penjara Ofer, di mana Israel menahan ratusan tahanan Palestina lainnya.
Selama berada di Sde Teiman, menurut Qassem, Abu Safiya menjadi sasaran interogasi nan "melibatkan pemukulan, penganiayaan, dan penyiksaan".
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini