Ajak Anak Muda Lestarikan Budaya, Fadli Zon: Museum Harus Multifungsi

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya menggali kembali identitas bangsa melalui kekayaan budaya Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara dengan keragaman budaya nan sangat luar biasa.

Hal tersebut diungkapkan olehnya saat memberikan sambutan dalam perbincangan kebudayaan gelaran Wicara Cipta, 'Sinergi Membangun Budaya' di Museum Rudana, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, beberapa waktu lalu.

"Kekayaan budaya kita tidak ada tandingannya," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/3/2025).

Dia menceritakan pengalamannya mengunjungi lebih dari 100 negara, mulai dari Afrika hingga Amerika Latin. Ia pun menyimpulkan bahwa tidak ada negara nan mempunyai keragaman budaya sehebat Indonesia.

"Dari Aceh hingga Papua, ekspresi seni pertunjukan, seni rupa, musik, tari, teater, hingga fashion, semuanya menunjukkan kekayaan nan tak ternilai," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia bukan hanya kaya bakal budaya tetapi juga mempunyai peradaban nan sangat tua. Fadli mencontohkan Museum Sarkofagus di Pejeng, Bali nan baru saja diaktifkan kembali. Sarkofagus itu merupakan temuan arkeologis dari tahun 1950-an dan diperkirakan berumur ribuan tahun.

"Ini adalah bukti bahwa peradaban kita sudah ada sejak ribuan tahun lalu," jelasnya.

Fadli menekankan pentingnya peran museum dalam mempromosikan budaya Indonesia. Menurutnya, museum tidak hanya sekadar tempat memajang benda-benda berhistoris tetapi juga kudu menjadi pusat budaya nan hidup.

"Museum kudu multifungsi, menjadi tempat edukasi, literasi, dan narasi nan kuat," ujarnya.

Dia menyoroti tantangan nan dihadapi museum di era digital. Di mana generasi muda lebih berkawan dengan budaya digital daripada budaya material.

"Bagaimana kita bisa menarik generasi milenial, Gen Z, dan Gen Alpha untuk menghargai material culture nan sudah ada sejak ribuan tahun?" tanya Fadli.

Menurutnya, museum kudu beradaptasi dengan memberikan pengalaman nan interaktif dan relevan bagi generasi muda. Dia pun turut memberikan komentar mengenai dengan lukisan purba tertua di bumi nan ditemukan di Indonesia.

Dia menceritakan bahwa di Maros, Sulawesi Selatan ditemukan lukisan gua berumur 52.000 tahun. Temuan ini menggeser rekor sebelumnya nan dipegang oleh lukisan gua di Prancis dan Spanyol.

"Ini membuktikan bahwa Indonesia adalah kiblat pertama ekspresi seni rupa di dunia," ungkapnya.

Temuan serupa juga ditemukan di Kalimantan, Papua, dan Sumatera Barat, dengan usia nan mencapai puluhan ribu tahun. Fadli Zon menegaskan bahwa temuan-temuan ini kudu menjadi kebanggaan nasional dan bagian dari warisan peradaban dunia.

"Kita kudu mereklaim ini sebagai identitas dan jati diri bangsa," tegasnya.

Dia pun menyerukan untuk reinventing Indonesia ialah menemukan kembali identitas bangsa melalui budaya. Ia menegaskan bahwa budaya adalah aset nasional nan tak ternilai.

"Jangan sampai kita hanya menganggap batubara, nikel, emas, minyak, dan gas sebagai kekayaan nasional. Budaya adalah aset nan jauh lebih berharga," kata Fadli.

Dia membujuk semua pihak terutama generasi muda untuk lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

"Ini adalah tugas kita berbareng untuk memastikan bahwa kekayaan budaya kita tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang," tutupnya.

Sebagai info tambahan, aktivitas ini turut dihadiri oleh The President of Museum Rudana nan juga Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana nan juga rekan Menteri Fadli saat tetap di Badan Kerja Sama Antar-Parlemen DPR RI periode 2019-2024. Acara juga dihadiri Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof Dr Wayan 'Kun' Adnyana, serta banyak tokoh, seniman, sastrawan, dan budayawan.

(prf/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu