10 Fakta Kisah Raja Abdullah Yordania Tampung Prabowo Saat Krisis Politik Dan Moneter 1998

AMMAN - Pada masa gejolak politik dan krisis ekonomi Indonesia menjelang akhir 1998, sejumlah tokoh militer dan politik menghadapi tekanan dan tuduhan serius. Salah satu nan paling menonjol adalah Jenderal Prabowo Subianto, nan kala itu berkedudukan Komandan Jenderal Kopassus.

Setelah dinyatakan bersalah oleh Dewan Kehormatan Perwira atas keterlibatan dalam penculikan aktivis, posisi politik dan militer Prabowo runtuh. Dalam kondisi ini, Prabowo memilih mengasingkan diri ke luar negeri dan menemui perlindungan di Yordania, salah satu negara nan mempunyai hubungan individual dan historis dengannya.

Negara itu, melalui Raja Abdullah II (saat itu tetap Pangeran), menyambutnya dengan hangat. Kisah ini tidak hanya krusial sebagai bagian dari narasi hidup Prabowo, tetapi juga menggambarkan gimana hubungan antar elite militer dunia dapat memberi ruang perlindungan dalam masa krisis.

Berikut ini beragam kebenaran mengenai kisah tersebut:

1. Akhir Karier Militer dan Krisis Politik Domestik (1998)

Pada 24 Agustus 1998, Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI memutuskan memberhentikan Prabowo dari dinas militer atas laporan keterlibatannya dalam penculikan sembilan aktivis prodemokrasi oleh Tim Mawar.

Keputusan ini secara efektif menutup pekerjaan militernya nan cemerlang, membawanya ke titik terendah secara publik dan politik.

2. Perjalanan Menuju Pengasingan: Boston, Kemudian Amman

Setelah pemecatan, Prabowo pertama ke Boston, Amerika Serikat (AS), berbareng istrinya, Titiek Soeharto, dan putranya Ragowo, tinggal di sana sekitar satu bulan.

Tujuannya adalah mencari sekolah bagi anaknya nan berumur 14 tahun. Kemudian, dia meneruskan perjalanan ke Amman, Yordania, atas undangan Pangeran Abdullah (sekarang Raja Abdullah II).

3. Pertemuan Tak Terduga Pertama Kali (1995)

Persahabatan antara Prabowo dan Abdullah II rupanya bermulai beberapa tahun sebelumnya, tepatnya pada Desember 1995.

Saat itu, Abdullah sedang berada di Jakarta dan dijadwalkan berjumpa dengan Menristek BJ Habibie, tetapi kebetulan berjumpa dengan Prabowo di pelantikannya sebagai Danjen Kopassus.

Di sanalah mereka mulai membangun hubungan, lantaran keduanya memimpin pasukan unik di negara masing-masing dan sama-sama berlatih di Fort Benning, AS.

4. Sambutan Hangat di Amman: VIP, Kendaraan Kerajaan, Status “Sahabat”

Setibanya di Yordania, Prabowo menerima perlakuan istimewa. Ia dijemput di ruang VIP dan diantar dengan kendaraan resmi kerajaan.